Saturday, January 13, 2024

Ceramah Gus Baha Terkait Golput Dalam Pemilu

 


Menjelang pemilihan umum, yakni pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati kembali ramai tentang seruan untuk mencoblos salah satu paslon dan ada juga yang tidak percaya dengan pemerintahan sehingga tidak mau mencoblos.

Banyaknya yang beranggapan golput lebih baik dari pada memilih salah satu pasangan calon yang tidak amanah dan berakibat berbuat dosa menjadikannya enggan memilih.

Terkait dengan peristiwa seperti itu pernah terjadi dimasa lalu oleh ulama kelahiran Mesir Syekh Ibrahim Al-laqqani, dalam kitab Jauharoh At-tauhid.

Dalam kitab tersebut sering dibaca dan dipelajari oleh Gus Baha atau KH Bahauddin Nur Salim. Terkait hal tersebut Syekh Ibrahim, kata Gus Baha, mewajibkan umat Islam menggunakan hal pilihnya dalam memilih pemimpin.

Di Indonesia, pemilihan umum adalah wadah untuk memilih pemimpin lewat hajatan lima tahunan. Baik itu memilih presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati.

Lalu bagaimana jika dari para kandidat yang mencalonkan diri tidak ada sosok yang soleh? Menurut Gus Baha tetap harus memilih, dengan berpegang pada qoidah ushul fiqih yaitu aqollu daroron.

"Misalkan diantara para kandidat tidak ada calon yang soleh, maka aqollu daroron yaitu memilih sosok yang kadar mudaratnya kepada kaum muslimin lebih minim," ujar Gus Baha.

Kemudian Gus Baha menjelaskan tentang pentingnya memilih dengan contoh .

Menurut Gus Baha, umpamanya anda tinggal di daerah nonmuslim, kemungkinan besar calonnya di pemilu adalah nonmuslim.

Anggap calon pertama orang fanatik agama, calon kedua lebih agamanya lebih sekuler. Maka, umat Islam wajib memilih calon yang sekuler.

"Lebih baik memilih yang sekuler karena tidak punya fanatisme pada agamanya. Artinya mudaratnya lebih minim dibanding yang fanatik agama karena bisa berorientasi memperbesar agamanya jika diberi kekuasaan," kata Gus Baha

Selanjutnya Gus Baha di ceramahnya memberi contoh lainnya bila ada dua calon pemimpin yang sama-sama fasik. Umpamanya, calon pertama pernah melakukan pembunuhan, sementara calon kedua adalah penjudi.

Menurut Gus Baha dalam ceramahnya , jika melihat kadar kesalahannya, maka lebih baik memilih calon yang penjudi, karena kadar kefasikannya lebih ringan dibanding pembunuh.

Sebab itu, jika ada yang berfikiran, jika ada dua kandidat fasik semuanya, maka sebaiknya tidak milih, maka bagi gus baha, keilmuan orang tersebut masih dangkal.

"Jangan kuper karena islam itu selalu menyediakan jawaban terhadap semua persoalan," jelas Gus Baha.

 

0 comments:

Post a Comment