Menjelang pemilihan umum, yakni pemilihan Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati kembali ramai tentang seruan untuk mencoblos salah satu paslon dan ada juga yang tidak percaya dengan pemerintahan sehingga tidak mau mencoblos.
Banyaknya yang beranggapan golput
lebih baik dari pada memilih salah satu pasangan calon yang tidak amanah dan
berakibat berbuat dosa menjadikannya enggan memilih.
Terkait dengan peristiwa seperti itu
pernah terjadi dimasa lalu oleh
ulama kelahiran Mesir Syekh Ibrahim Al-laqqani, dalam kitab Jauharoh At-tauhid.
Dalam kitab tersebut sering dibaca dan dipelajari oleh Gus Baha
atau KH Bahauddin Nur
Salim. Terkait hal tersebut Syekh Ibrahim, kata Gus Baha,
mewajibkan umat Islam menggunakan hal pilihnya dalam memilih pemimpin.
Di
Indonesia, pemilihan umum adalah wadah untuk memilih pemimpin lewat hajatan
lima tahunan. Baik itu memilih presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati.
Lalu
bagaimana jika dari para kandidat yang mencalonkan diri tidak ada sosok yang
soleh? Menurut Gus Baha tetap harus memilih, dengan berpegang pada qoidah ushul
fiqih yaitu aqollu daroron.
"Misalkan
diantara para kandidat tidak ada calon yang soleh, maka aqollu daroron yaitu
memilih sosok yang kadar mudaratnya kepada kaum muslimin lebih minim," ujar Gus
Baha.
Kemudian Gus Baha menjelaskan tentang pentingnya memilih
dengan contoh .
Menurut
Gus Baha, umpamanya anda tinggal di daerah nonmuslim, kemungkinan besar
calonnya di pemilu adalah nonmuslim.
Anggap calon pertama orang fanatik agama, calon kedua
lebih agamanya lebih sekuler. Maka, umat Islam wajib memilih calon yang
sekuler.
"Lebih baik memilih yang sekuler karena tidak punya
fanatisme pada agamanya. Artinya mudaratnya lebih minim dibanding yang fanatik
agama karena bisa berorientasi memperbesar agamanya jika diberi
kekuasaan," kata Gus Baha
Selanjutnya Gus Baha di ceramahnya memberi contoh lainnya bila ada dua calon
pemimpin yang sama-sama fasik. Umpamanya, calon pertama pernah melakukan
pembunuhan, sementara calon kedua adalah penjudi.
Menurut Gus Baha dalam ceramahnya , jika melihat kadar
kesalahannya, maka lebih baik memilih calon yang penjudi, karena kadar
kefasikannya lebih ringan dibanding pembunuh.
Sebab itu, jika ada yang berfikiran, jika ada dua
kandidat fasik semuanya, maka sebaiknya tidak milih, maka bagi gus baha,
keilmuan orang tersebut masih dangkal.
"Jangan kuper karena islam itu selalu menyediakan
jawaban terhadap semua persoalan," jelas Gus Baha.
0 comments:
Post a Comment